v Strategi Pembelajaran Langsung (direct
intruction)
Model pembelajaran yang menggunakan pendekatan
mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan
memperoleh pengetahuan langkah demi langkah adalah model pengajaran langsung (direct
intruction). Menurut Arends (2001):”A teaching model that is aimed at
helping student learn basic skills and knowledge that can be taught in a step-by-step
fashion. For our purposes here, the model is labeled the direct instruction
model”. Artinya: “Sebuah model pengajaran yang bertujuan untuk membantu
siswa mempelajari keterampilan dasar dan pengetahuan yang dapat diajarkan
langkah-demi-langkah. Untuk tujuan tersebut, model yang digunakan dinamakan model pengajaran langsung.
Model
pengajaran langsung (direct instruction) dilandasi oleh teori belajar
perilaku yang berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman termasuk
pemberian umpan balik. Satu penerapan teori perilaku dalam belajar adalah
pemberian penguatan. Umpan balik kepada siswa dalam pembelajaran merupakan
penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku tersebut.
Arends
(1997) menyatakan: “The direct instruction model was specifically designed
to promote student learning of procedural knowledge and declarative knowledge
that is well structured and can be taught in a step-by-step fashion”.
Artinya: Model pengajaran
langsung secara khusus dirancang
untuk mempromosikan belajar siswa dengan pengetahuan
prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur
dengan baik dan dapat diajarkan
secara langkah-demi-langkah. Lebih lanjut Arends (2001) menyatakan: ”Direct
instruction is a teacher-centered model that has five steps: establishing set,
explanation and/or demonstration, guided practice, feedback, and extended
practice a direct instruction lesson requires careful orchestration by the
teacher and a learning environment that businesslike and task-oriented”.
Artinya: Pengajaran langsung adalah model berpusat
pada guru yang memiliki lima langkah: menetapkan
tujuan, penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan
perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran
langsung memerlukan perencanaan
yang hati-hati oleh guru dan lingkungan belajar
yang menyenangkan
dan berorientasi tugas.
Model
pengajaran langsung memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati secara
selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya. Oleh karena itu
hal penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan model pengajaran langsung
adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks. Di
samping itu, model pengajaran langsung mengutamakan pendekatan deklaratif
dengan titik berat pada proses belajar konsep dan keterampilan motorik,
sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang lebih terstruktur.
Guru
yang menggunakan model pengajaran langsung tersebut bertanggung jawab dalam
mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi, dan
keterampilan dasar yang akan diajarkan. Kemudian menyampaikan pengetahuan
kepada siswa, memberikan pemodelan/demonstrasi, memberikan kesempatan pada
siswa untuk berlatih menerapkan konsep/keterampilan yang telah dipelajari, dan
memberikan umpan balik.
Ciri-ciri
pengajaran langsung adalah :
1. Adanya
tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar.
2. Sintak
atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
3. Sistem pengelolaan
dan lingkungan belajar
yang mendukung belangsung
dan berhasilnya pengajaran
v Metode-metode yang ada didalamnya
Adapun metode-metode dari Strategi
Pembelajaran Langsung adalah sebagai berikut :
1. Metode
Ceramah
Ceramah merupakan
metode pembelajaran yang
konvensional. Ceramah jika terlalu
sering digunakan tidak
akan efektif. Menurut
Suprayekti (2003: 32) metode
ceramah perlu diperbaiki
dalam penerapannya dengan
cara :
a) Membangun daya
tarik,
b) Memaksimalkan pengertian
dan ingatan
c) Melibatkan
siswa
d) Memberikan
penguatan.
Cara
untuk membangun minat siswa pada
saat guru menerapkan metode ceramah,
yaitu:
a) Guru
mengemukakan cerita atau visual yang menarik, seperti : anekdot, cerita
fiksi, kartun, atau
media visual yang
menarik siswa
b) Kemukakan suatu
masalah
c) Kemukakan nilai
positif dan manfaat
d) Berikan
pertanyaan yang memotivasi siswa untuk memiliki rasa ingin tahu.
Metode
ceramah dalam penerapannya perlu memaksimalkan pemahaman dan ingatan. Adapun
cara yang dapat
ditempuh untuk memaksimalkan pemahaman dan
ingatan, yaitu :
a) Memberikan headlines
dan kata kunci
b) Kemukakan contoh
dan analogi
c) Gunakan media
pembelajaran atau minimal alat
bantu visual. Agar
siswa tidak pasif,
maka penerapan metode ceramah perlu
melibatkan peserta didik.
Hal tersebut
salah satunya dapat ditempuh dengan memberikan tantangan
spot. Tantangan spot adalah
penghentian ceramah secara periodik
disertai dengan memberikan
tantangan kepada siswa untuk
memberikan contoh dari konsep
yang disajikan. Selain
penggunaan tantangan spot, pemberian
latihan-latihan juga dapat
melibatkan siswa dalam ceramah. Latihan-latihan yang diberikan
diarahkan untuk memperjelas point-point yang telah disampaikan dalam cermah.
Materi
yang disampaikan melalu metode
ceramah mudah terlupakan. Kondisi tersebut perlu diatasi
dengan memberikan daya penguat ceramah. Adapun cara untuk
memberikan daya penguat
dalam metode ceramah,
yaitu : aplikasi masalah dan
review. Aplikasi masalah adalah pemberian masalah atau pertanyaan pada siswa
untuk diselesaikan dengan
memanfaatkan informasi yang
diberikan pada saat ceramah.
Selain itu, penguatan
dapat diberikan dengan
memberikan review. Review dalam
hal ini siswa
diminta mengulas ceramah
yang telah disampaikan.
2. Metode
Resitasi
Metode
resitasi biasanya digunakan untuk mendiagnosis kemajuan belajar peserta didik.
Resitasi diterapkan dengan menggunakan pola yaitu guru bertanya, peserta didik
memberikan respon, lalu guru memberikan reaksi. Resitasi menurut Gage dan
Berliner (melalui Mulyatiningsih, 2011:
225) umumnya digunakan dalam review, pengantar materi baru, mengecek jawaban,
praktik, dan mengecek pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran dan
ide-idenya.
3. Metode
Praktik dan Drill
Metode praktik
dilakukan setelah materi dipelajari atau guru memberikan demonstrasi. Metode
drill digunakan ketika
peserta didik diminta
mengulang informasi pada topik-topik
khusus sampai dapat
menguasai topik-topik yang diajarkan. Metode
praktik dan drill
disebut juga metode
praktik dan latihan. Metode tersebut
diarahkan pada pengulangan
(repitisi) untuk membantu
peserta didik memiliki pemahaman
yang lebih baik
dan mudah mengingat
kembali informasi yang sudah disampaikan.
4. Team-
Game- Tournament (TGT)
Metode TGT
memiliki yang hampir
sama dengan STAD. Metode TGT menurut Mulyatiningsih (2011:
229) melibatkan aktivitas
peserta didik tanpa perbedaan status, dengan tutor teman
sebaya, dan mengandung unsur permainan dan penguatan. Adapun langkah- langkah TGT, yaitu :
a) Guru
menyajikan materi dengan ceramah dan tanya jawab
b) Pembentukkan
kelompok dengan anggota 4-5 siswa yang
heterogen; guru memberikan
tugas untuk belajar
bersama dalam kelompok
c) Guru
memberikan permainan berupa
pertanyaan dimana siswa dapat
memilih sesuai dengan
nomor yang dikehendaki
d) Guru memberikan kompetisi atau turnamen setiap
selesai satu materi ajar
e) Guru
memberikan penghargaan pada kinerja kelompok yang paling baik.
0 comments:
Post a Comment