KURIKULUM
BERBASIS KOMPETENSI (KBK)
A. PENGERTIAN
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) adalah suatu konsep
kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi)
tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat
dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi
tertentu. Dengan demikian, implementasi kurikulum dapat menumbuhkan tanggung
jawab, dan partisipasi peserta didik untuk belajar menilai dan mempengaruhi
kebijakan umum (public policy), serta memberanikan diri berperan serta dalam
berbagai kegiatan, baik di sekolah maupun dimasyarakat.
B. KARAKTERISTIK
Karakteristik KBK
secara umum adalah sebagai berikut:
1.
Sistem belajar dengan modul
KBK
mengunakan modul sebagai sistem. Dalam hal ini modul merupakan paket belajar
mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan
dirancang secara sistematis untuk membantu peserta didik mencapai tujuan
belajar. Tujuan utama sistem modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga
guna mencapai tujuan secara optimal.
2. Mengunakan keseluruhan
sumber belajar
Untuk memperoleh
hasil belajar yang optimal peserta didik dituntut tidak hanya mengandalkan diri
dari apa yang terjadi di dalam kelas, tetapi harus mampu dan menulusuru aneka
ragam sumber belajar yang di perlukan.
3. Pengalaman lapangan
KBK lebih
menekankan pada pengalaman lapangan untuk mengakrabkan hubungan antara guru dan
peserta didik. Keterlibatan angota tim guru dalam pembelajaran di sekolah
memudahkan mereka untukmengikuti pembelajaran.
4. Strategi belajar
individual personal
Belajar
individual adalah belajar berdasarkan tempo belajar peserta didik, sedangkan
belajar personal adalah interaksi edukatif berdasarkan keunikan peserta didik:
bakat, minat dan kemampuan (personalisasi).
5. Kemudahan belajar
Diberikan
melalui kombinasi antara pembelajaran individual personal dan pengalaman
lapangan dan pembelajaran secara tim.melalui berbagai saluran komunikasi.
6. Balajar tuntas
Merupakan
strategi pembelajaran yang dapat dilaksanakan didalam kelas dengan asumsi bahwa
didalam kondisi yang tepat semua peserta didik akan mampu belajar dengan baik
dan memperoleh hasil belajar yang maksimal terhadap seluruh bahan yang di
pelajari
C. KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN
1. KELEBIHAN
a.
Mengembangkan
kompetensi-kompetensi peserta didk pada setiap aspek mata pelajaran dan bukan
pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri.
b.
KBK bersifat
alamiah (konstekstual), karena berangkat berfokus dan bermuara pada hakekat
peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya
masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar dan proses
belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami
berdasarkan standar kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan (transfer
of knowledge).
c. Kurikulum
berbasis kompetensi (KBK) boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan
lain. Penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan,
kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta aspek-aspek
kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi
tertentu.
d.
Mengembangakan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik /siswa (student oriented).
Peserta didik dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan
memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran
terlibat dalam proses belajar. Dengan demikian, peserta dapat belajar dengan
bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara dan mendengar, belajar dengan
mengamati dan menggambarkan, serta belajar dengan memecahkan masalah dan
berpikir. Pengalaman-pengalaman itu dapat diperoleh melalui kegiatan mengindra,
mengingat, berpikir, merasa, berimajinasi, menyimpulkan, dan menguraikan
sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan melalui kegiatan mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis.
e.
Guru diberikan
kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
di sekolah/daerah masing-masing sesuai mata pelajaran yang diajarkan.
f.
Bentuk pelaporan
hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata pelajaran memudahkan
evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran.
g.
Penilaian yang
menekankan pada proses memungkinkan peserta didik untuk mengeksplorasi
kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian yang terfokus pada
konten.
h.
Ada
bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya
lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan
ketrampilan.
2. KEKURANGAN
a.
Dalam kurikulum
dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator sebaiknya disusun
oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang kondisi peserta didik dan
lingkungan.
b.
Konsep KBK
sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar kompetensi dan
kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang pembelajaran secara
berkelanjutan.
c.
Paradigma guru
dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum sebelumnya yang lebih
pada teacher oriented. Memandang kompetensi sebagai sebuah entitas yang
bersifat tunggal, padahal kompetensi merupakan ” a complex combination of
knowledge,attitudes, skills and values
displayed in the context of task performance “. ( Gonczi,1997), sistem
pengukuran perilaku yang menggunakan paradigma behaviorisme ditengarai tidak
mampu mengukur sesuatu perilaku yang dihasilkan dari pembelajaran bermakna (significant
learning) (Barrie dan Pace,1997), dan kendala yang dihadapi dalam
mengimplementasikan KBK adalah waktu, biaya dan tenaga yang banyak.
0 comments:
Post a Comment